Catatan Karya Tulis....................

04 September 2009

Mesjid Silahturrahim Lebak bandung Terjepit Diantara Ruko


KOTA JAMBI – Kala melintasi Jalan Sultang Agung, sayup terdengar suara adzan mengumandang sore itu, Kamis (27/8). Sepintas suara itu berasal dari deretan ruko, tapi jika dipandangi secara cermat, diantara belasan ruko itu terselip sebuah mesjid yang dikenal dengan mesjid Silahturrahim.

Mesjid itu memang tak terlihat dari jalan karena nyaris terjepit diantara ruko penjahit Edwin dan pangkas rambut Ode. Bahkan mesjid yang dibangun dua lantai secara permanent sejak 2002 dan diresmikan Gubernur Jambi, Zulkifli Nurdin pada 2003 hanya berjarak sekitar 1 meter dengan rumah Kasman dan Isnur. Bahkan belasan rumah papan tepat menempel di dinding masjid itu. “Hanya lahan itu yang dapat kami manfaatkan untuk membangun tempat ibadah,” kata Ketua Pengurus Mesjid Silahturrahim, H. Rusdi Zein.

Kata dia, lantaran sempitnya lahan , tempat berwudhu dan wc pun terpaksa di buat di dalam tempat ibadah yang luasnya sekitar 14 m x 14 m itu. Jarak antara barisan laki-laki dan perempuan saling berdekatan sehingga memungkinan saling bersentuhan ketika masuk kedalamnya melewati dua pintu disisi kanan kiri masjid itu.

“Berkat bantuan dana dari gubernur akhirnya wc dapat kami pindahkan dan tempat wudhu dibuat satu lagi di luar mesjid,” katanya.

Menurut dia, awalnya masjid itu berupa langgar berbahan papan dan sudah berdiri sekitar tahun 1970 dan bentuknya pun lebih kecil dari ukuran sekarang. Selain sebagai tempat ibadah, bangunan itu dimanfaatkan sebagai sarana silahturrahmi antar warga yang memiliki latar belakang etnis. Warga dilokasi itu kebanyakan berasal dari Suku Banjar, Padang, Palembang, Jawa dan lain-lain. Makanya tempat itu dinamakan Mesjid Silahturrahim.

Untuk mengubah langgar menjadikan mesjid dan dibangun secara permanent menjelang tahun 2000 lalu, panitia pembangunan yang dipimpinnya mendapat kendala. Ada pertentangan antara warga, terutama dari pihak ahli waris. Almarhum H. Hamzah, BA, suami dari almarhum Hj. Zuraida – ahli waris – kala itu menentang adanya rencana pembangunan mesjid itu. Alasannya, dia yang berhak untuk mengurus segala keperluan pembangunan tempat ibadah itu.

Setelah dijelaskan dan diyakini bahwa pembangunan mesjid itu memang untuk kegiatan sholat, mengaji bagi ibu-ibu RW 03 Kelurahan Lebak Bandung dan mengaji bagi anak-anak mereka dan dibantu Hj Zubaidah, akhirnya Hamzah menyerahkan seluruh urusan pembangunan mesjid kepada pantia yang diketuai Rusdi Zein, sekretaris Richard Petersyah dengan dewan pertimbangan H. Azuardi Zein, BSc. Masjid itupun akhirnya berdiri kokoh dan megah dengan dinding beton yang seluruhnya dihiasi marmer.

“Alhamdulillah, akhirnya masjid ini dapat dinikmati kaum muslim untuk menjalankan ibadah, khususnya warga sekitar dan musyafir yang kebetulan singgah untuk sholat dan mengaji,” ungkapnya.

Pada bulan suci ramadhan saat ini, pengurus mesjid mengadakan beragam kegiatan seperti yasinan menjelang buka puasa, sholat tarawih dan witir sebanyak 21 rakaat, kultum serta tadarusan. (infojambi.com/TOT)

0 Komentar:

Posting Komentar

ya

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda